Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah

Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta. Tetapi legih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggungjawab. Teori belajar mengatakan kepada kita bahwa prose belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat diserap kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda dibangku pendidikan dasar.

Dilingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiata pendidikan, karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang mengatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. dikatannya untuk mendapatkan guru baru cukup membuka lamaran, sehari sedah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.

Manajemen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian  tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan akan diluar jam pelajaran bisa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya saja olahraga, kesenia, dan berbagai macam keterampilan serta kepramukaan.

 

  1. A.    PEMBAHASAN

 1.      Definisi dan Keterkaitan dengan Siswa dan Sekolah

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun diluar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.

Pengertian ekstrakurikuler menurut Maus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) yaitu suatu kegiatan yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik disekolah ataupun diluar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam dari individu itu sendiri (faktor instrinsik), maupun faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).

  1. Faktor dari dalam (faktor instrinsik) yaitu sifat pembawaan.
  2. Faktor dari luar (faktor ekstrinsik) diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam, dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktifitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (factor instrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (factor ekstrinsic). Adapun ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut antara lain:

a. Rasa Tertarik

Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu obyek.

b. Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982:14) sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek. Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.

c. Aktivitas

Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.

Selain itu ada juga faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,sekolah, dan lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta kegiatan siswa di masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Siswa dapat memperdalam dan memeperluas pengetahua keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.

 

  1. 2.      Konsep Dasar Kegiatan Ekstrakurikuler

 Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan intra sekolah yang harusnya dikemas dengan kegiatan yang menarik. Akan tetapi pada penerapannya masih banyak kegiatan ekstrakurikuler yang dipusatkan didalam kelas, sama halnya dengan pembelajaran formal setiap hari, sehingga hal itu menyebabkan kurang tertariknya peserta didik untuk mengikuti mengikuti ektrakurikuler tersebut. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya, khususnya prestasi non akademik. Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah-sekolah juga masih kurang serius, hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, serta perannya sebagai bagian dari evaluasi keberhasilan siswa. Selain itu kecerdasan manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual saja, tetapi juga dilihat emosionalnya, kreativitasnya,religiusnya. Keberagaman kecerdasan ini sangat mungkin tidak terakomodasi selama proses pembelajaran. Sekolah hanya mengutamakan pencapaian logical dan mathematical intelegence. Padahal potensi anak beragam dan sangat memungkinkan kecerdasan tersebut dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian pemahama dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan beradab.Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang dijelaskan oleh Mumuh Sumarna (2006:10) yaitu: “Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran. Yudha M. Saputra (1998: 6) mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang berupa pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan intrakurikuler. Pendapat lain dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2007:256) kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan-kegiatan siswa diluar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Dari beberapa pendapat para ahli tentang ekstrakurikuler diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran dan tidak diatur dalam kurikulum, hal ini sejalan dengan pendapat Suryosubroto 14 (2007:58) yang mengartikan “kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.” Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang dapat dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.

 

  1. 3.    Hubungan Ekstrakurikuler dan Peningkatan Pada Siswa

Pentingnya Minat

 Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semuausia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang danmempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selamamasa kanak-kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan olehminat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itupengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh terhadapperkembangan minat anak.Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses danpencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidaksesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan keengganan belajar. Keengganan belajar mengakibatkan tidak adanya kepuasan dari pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang menarik siswa, lebih mudah direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar yaitu dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik.Wiliamson dalam Yudha M.Saputra (1998: 16) tujuan kegiatanekstrakurikuler adalah memberikan sumbangan pada perkembangan kepribadian anak didik, khususnya bagi mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Berkaitan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, Yudha M. Saputramengemukakan empat tipe yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagaiberikut.

  1. 1.      Program sekolah dan masyarakat seperti seni lukis, seni tari, seni musik, seni    tari drama dan sejumlah kegiatan ekstetika lainya
  2. 2.    Partisipasi dan observasi kegiatan olahraga diluar atau didalam ruangan seperti            atletik, renang, tenis, sepak bola dan permainan tradisional.
  3. 3.    Berdiskusi masalah-masalah sosial dan ekonomi seperti melakukan kunjungan             ke pasar, ke tempat bersejarah, ke kebun binatang dan sebagainya.
  4. 4.    Aktif menjadi anggota klub dan organisasi seperti klub olahraga, pramuka,      OSIS dan sebagainya.
  5. 5.    Secara komprehensif kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagi macam tujuan yang pada dasarnya menyangkut perkembangan kepribadian, perkembangan emosional, hubungan sosial serta kemampuan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar. Optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terencana memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan siswa.
  6. 6.    Ada beberapa jenis program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah
  7. 7.    Antara lain sebagai berikut. (Yudha M. Saputra, 1998: 23)

 

1) Program pengembangan bakat dan minat

Setiap anak pasti memiliki potensi. Melalui kegiatan ekstrakurikuler potensiitu dapat dikembangkan. Yang terpenting dari program pengembangan bakat danminat melalui kagiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah menumbuhkembangkan potensi anak seperti bidang kerajinan, seni tari, seni drama, senisuara, seni musik, dan mementaskan hasil seni anak didik. Dalam hal ini gurubertindak sebagai fasilitator mengarahkan agar potensi yang dimiliki anaktersebut tidak disalahgunakan oleh anak.

2) Program kegiatan rekreasi dan waktu luang

Agar kegiatan rekreasi dan waktu luang tidak hanya sebagai kegiatan yangsebatas hura-hura maka perlu adanya inovasi pengembangan kearah yang lebihbermanfaat bagi anak, khususnya sekolah dasar. Kegiatan ini dapat berupapemberdayaan potensi permainan tradisional dan penciptaan bentuk-bentukpermainan baru. Permainan dapat berupa kunjungan ke tempat-tempat yang kayaakan seni tradisional.

3) Program keagamaan

Program keagamaan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan hari-haribesar yang diperingati setiap tahun. Anak dapat mengadakan acara yangbernuansa keagamaan guna memupuk rasa saling menghargai antar umatberagama. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk lomba, diskusi keagamaandan perayaan sederhana agar anak saling mengetahui aktivitas keagamaan masing masing.

4) Program politik dan sosial

Program ini merupakan program pengenalan politik dan sosial kepada anak.Kegiatan yang dilakukan dapat berupa peragaan sederhana yang dikemas dalambentuk drama atau dilakukan bakti sosial dan melaksanakan upacara benderapada hari-hari besar. Kegiatan pendidikan politik dan sosial ini dapat dilakukanseperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), LKS (Latihan kepemimpinan

Siswa) dan PKS (Patroli Keamanan Sekolah)

5) Program pusat belajar

Program kegiatan pusat belajar ini dilakukan dengan mengembangkanpelajaran intrakurikuler seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA danMatematika. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat berupapembentukan klub bahasa, sains atau klub karya ilmiah remaja.

6) Program ekonomi

Kegiatan yang dlakukan pada program ekonomi ini adalah untukmenghimpun dana dalam rangka pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.Misalnya anak diajak oleh guru untuk mengadakan bazar dari anak oleh anakuntuk anak. Program ini mengajarkan kepada anak untuk mejadi pelaku ekonomidalam level yang sederhana seperti koperasi sekolah dan praktek kerja nyata.

7) Program budaya

Pelaksanaan program budaya ini dapat dilakukan dengan memberdayakanpotensi daerah untuk diperkenalkan kepada anak didik degan cara pementasanseni budaya yang dilakukan anak didik.

 8) Program informasi dan kegiatan yang tidak diorganisasikan

Pengembangan kegiatan ini melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat berupadiskusi kelompok antar anak dengan topik yang dibatasi. Anak akan mendapatkesempatan untuk mendiskusikan masalah apapun yang mereka sukai. Dalamkegiatan ini guru tidak terlibat secara langsung tetapi hanya memonitor kegiatantersebut.

9) Program olahraga

Dalam program olahraga biasanya guru membuat klub atau unit kegiatanolahraga. Anak dapat memilih cabang olahraga yang disukainya. Misalnyaolahraga yang banyak diminati peserta didik, sepak bola, bola basket, bola voli,bela diri karate, tae kwon do dan sebagainya.

 

  1. 4.      Tujuan & Keberartian Kegiatan Ekstrakurikuler

 

  1. Mengembangkan seluruh ranah kemampuan siswa secara komprehensif dan seimbang.
  2. 2.      Kegiatan belajar siswa disekolah saat ini menekankan pada pengembangan fungsio tidak sebelah kiri yakni persepsi kognisi hal-hal yang logis sekuensial dan rasional. Pengembangan fungsio tidak sebelah kanan yang bersifat holistik, imajinatif, dan kreatif kurang mendapat perhatian. Akibatnya pengembangan aspek afeksi dan psikomotorik menjadi terabaikan. Bobi DePorter dan Mike Hernacki (1999) menyarankan untuk keseimbangan pengambangan fungsi kedua belahan otak itu hendaklah diusahakan cara belajar global (global learning).
  3. Mendorong rasa betah gairah dan pencapaian prestasi belajar disekolah.
  4. Mengembangkan bakat dan minat siswa menuju pembentukan integritas pribadi yang kuat dan produktif.
  5. Mengisi waktu luang agar efektif dan bermanfaat, bandingkan kegiatan belajar / ekstrakurikuler yang berlangsung pada sekolah dengan paruh waktu (part time), penuh waktu(fuul day) dan sepanjang waktu (berasrama / boarding system).
  6. Memelihara nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa yang religius, berperadaban untuk saling menghormati, menjunjung tinggi rasa persatuan musyawarah dan memupuk sikap berkeadilan.

 

  1. 5.      Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut :

  1. 1.      Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
  2. 2.      Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta oleh peserta didik.
  3. 3.      Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntu keikutsertaan peserta didik secara penuh.
  4. 4.      Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
  5. 5.      Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
  6. 6.      Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

6.    Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :

 

  1. 1.      Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
  2. 2.      Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
  3. 3.      Latihan / lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagaman.
  4. 4.      Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a). Kegiatan yang bersifat sesaat, misal: karyawisata, bakti sosial.

b). Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.

7.    Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikendalikan untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang kondusif, tidak terlalu membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas kurikuler sekolah. Usahakan pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan. Kerja sama tim adalah fundamental, hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas pengembangan program ekstrakurikuler yang diselenggarakan.Adapun ragam dan banyaknya sumber daya manusia yang diperlukan untuk menangani pengelolaan program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang berkembang, kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan kebijakan dari pimpinan sekolah sebagaimana hasil kesepakatan antar pihak yang berkepentingan (stakeholders). Peran-peran kunci dari setiap personil disekolah seperti kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, guru/petugas BP, pustakawan, dan kepengurusan OSIS, hendaknya dioptimalkan dalam jabatannya dan terkait secara langsung dengan pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya dengan peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi sekolahdan dimiliki keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan program ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh masyarakat yang peduli, pengurus MGMP, pemerintahan setempat dan lain-lain, hendaknya juga dioptimalkan.

Untuk tenaga guru/instruktur, seyogianya adalah guru yang ada di sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dan atau guru memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika sekolah tidak memiliki guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan relevan dan tidak mempunyai guru yang berminat untuk menyelenggarakan program ekstrakurikuler, sekolah dapat mengusahakan dengan cara mengundang guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga pendidikan lain yang berdekatan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Memanfaatkan nara sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada masyarakat sekitar sekolah. Membina kemampuan yang dibutuhkan melalui MGMP, program pendampingan tenaga guru dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan guru dalam suatu program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Fasilitas untuk setiap program kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung terlaksankannya program kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini mislnya mencakup, pedoman/sumber dan kesempatan mengikuti program ekstrakurikuler yang ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test dan form interview. Form penawaran pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler. Daftar siswa/kelompok siswa untuk layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form pengaturan jadwal kegiatan ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form rancangan program kegiatan ekstrakurikuler. Form MOU, form perizinan. Form monitoring pelaksanakaan kegiatan ekstrakurikuler dan pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Form sertifikasi atas penyelesaian keikutsertaan siswa dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dipercaya.

 

  1. 8.      Evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler

Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler di maksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu berkenan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada penilaian / tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat untuk perilaku belajar / kerja siswa. Penetapan tingkat keberhasilan untuk program ekstrakurikuler didasarkan atau standart minimal tingkat penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi jiwa kemandirian atau kewirausahaan sikap dan etos perilaku itumempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi. Mempertimbangkan standart keadilan dan keragaman secara individual bagi setiap siswa, dan mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakkurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan dengan memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui pemberian tugas secara bervariasi dan dinamisakan mendorong tumbuhnya rasa tanggungjawab yang tinggi. Ujian kemampuan atau tingkat kemahiran yang telah dicapai siswa dan sertifikasi dilakukan secara bersama sehingga dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

 

 

  1. 9.      Pelapor / Pertanggungjawaban Kegiatan Ekstrakurikuler

 

Sekolah hendaknya membuat laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertanggungjawaban keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang dimaksudkan. Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, hasil yang diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jdwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperolah, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.

 

C. PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Depdiknas (2003) Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta : C.V. Eka Jaya

Bateman & Snell (2002). Management Completing in The New Era. New York : The McGraw-Hill

 

_____________

*) NYTHA KUSUMANING AYU, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas C. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas individu pada mata kuliah Manajemen Pendidikan tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu AfidBurhanuddin, M.Pd.

 

 

4 tanggapan untuk “Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah”

  1. trimakasih yang sebesar besarnya atas ilmunya yang di publikasikan pak /bu.

  2. Terimakasih,….. sangat membantu kami untuk mengembangkan sekolah kami.

  3. terimah kasih saya ijin masukkan sedikit di kalimat awal untuk artikel saya

Tinggalkan komentar