Khutbah Idul Fitri: Zakat sebagai Penyeimbang

Rabu, 27 April 2022. Berikut ini naskah khutbah Idul Fitri Mushola ALBA untuk Idul Fitri 1443 H/ 2022 M. Sekiranya ada yang berlebih, dikurang. Ada yang kurang boleh di tambah. Semoga bermanfaat:

Unduh naskah versi pdf pada tautan ini:

Zakat sebagai Penyeimbang[1]

Afid Burhanddin

اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرْ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah, dengan mencermati semua perbuatan yang akan kita lakukan. Sekiranya itu perintah Allah, maka laksanakan. Jika itu larangan Allah, maka batalkan. Dengan bertakwa, insyallah kita akan menjadi manusia yang bahagia. Dunia maupun di akhirat.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Ma’asyiral muslimin rohimakumullah

Di pagi hari ini, dengan penuh semangat, kita mendatangi Mushola Al Barokah Winongan Sirnoboyo. Berkumpul meluruskan shof. Demi menjalankan sholat Idul Fitri, secara berjamaah. Gema takbir yang berkumandang semenjak tadi malam, menandakan jika syiar Islam masih ada di lingkungan kita. Nama Allah yang diagungkan, sebagai bukti bahwa tidak ada selain Allah, yang berhak untuk disembah. Tidak ada dzat apapun selain Allah, yang layak untuk dituhankan.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Jamaah Sholat Ied rohimakumullah. Kehadiran Ramadhan dan Idul Fitri, selalu erat dengan ibadah yang bernama zakat. Zakat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari agama Islam. Zakat menjadi salah satu, dari lima pilar keislaman kita. Penyeimbang hubungan vertikal dengan Allah, dan hubungan horisontal sesama umat manusia.

Kata zakat diulang sebanyak 32 kali di dalam Al Quran. Ini menjadikan penegasan, bahwa zakat menjadi hal yang diwajibkan. Salah satunya, sebagaimana tersebut dalam Surat Al Baqarah ayat 43. Allah Swt. berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’”

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Setiap orang yang mampu, baik laki-laki atau perempuan, berkewajiban menunaikan zakat atas hartanya. Menunaikan zakat fitrah saat Ramadhan tiba. Lalu memberikannya kepada orang yang berhak menerima.

Siapa saja orang yang berhak menerimanya zakat itu? Allah Swt berfirman dalam Surat At Taubah ayat 60.

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Berdasarkan ayat tersebut, ada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Mereka adalah 1) Fakir, 2) miskin, 3) amil (pengelola zakat), 4) mualaf (orang yang baru masuk islam), 5) riqob (budak), 6) ghorim (orang-orang yang berhutang), 7) fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah, dan 8) ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan dakwah).

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Kepada mereka yang enggan menunaikan zakat, padahal ada kemampuan dalam dirinya, Allah kemudian memberikan ancaman.  Harta benda yang ditumpuk tanpa dikeluarkan zakatnya, akan menjadi adzab bagi pemiliknya. Allah Swt berfirman dalam Surat At Taubah ayat 34-35:

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ.يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’.”

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Tahun ini muzakki atau orang yang menunaikan zakat fitrah melalui panitia zakat di Mushola Al Barokah dengan beras 2,8 kg, berjumlah 199 orang. Dari jumlah tersebut, ditambah dengan kelebihan timbangan, infak beras, dan fidyah, terkumpul beras sejumlah 719 kg.

Mengapa di Mushola ini hanya menerima zakat fitrah beras? Karena Mushola Al Barokah hendak mengembalikan pemahaman para jamaah, tentang inti dasar zakat fitrah, yang berasal dari bahan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari.

Jika perolehan beras tersebut diuangkan, dengan asumsi harga satu kilogram adalah Rp10.000,-, maka perputaran uang karena zakat fitrah, infak beras, dan fidyah di Mushola Al Barokah di Ramadhan ini berjumlah Rp7.190.000,-.

Jika di Desa Sirnoboyo ini, ada 9 masjid dan 12 mushola, dengan asumsi setiap masjid atau mushola rata-rata mampu menghimpun 500 kg beras, maka uang yang berputar untuk zakat fitrah di desa ini sudah mencapai Rp105.000.000,-.

Menurut data yang dihimpun oleh Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia, hingga 24 April 2022, di Indonesia terdapat 289.722 masjid dan 350.914 mushola, yang terdaftar di aplikasi Simas Kemenag. Dari jumlah tersebut, jika dihitung rata-rata pendapatan zakat fitrah, katakanlah permasjid atau mushola sebesar 500 kg, maka akan diperoleh hitung sebagai berikut: (289.722 masjid + 350.914 mushola) x 500 kg beras, diperoleh sejumlah beras 320.318.000 kg (320.318 ton).

Jika beras tersebut diuangkan, dengan asumsi 1 kg seharga Rp10.000,-, maka perputaran uang zakat fitrah umat muslim di Indonesia sejumlah Rp3.203.180.000.000,- (3,2 Triliun). Padahal ini baru dari zakat fitrah. Belum termasuk zakat mal. Belum termasuk infak dan sedekah. Belum juga termasuk belanja dadakan menjelang lebaran tiba.

Sementara itu, masih ada ribuan masjid atau mushola yang tidak terdaftar pada aplikasi Simas Kemenag. Lihat saja, masjid dan mushola di Desa Sirnoboyo tercinta ini, belum ada yang terdaftar dalam aplikasi tersebut. Jika ditambah dengan jumlah masjid dan mushola yang tidak terdaftar, menjadi berapa rupiah perkiraan perputaran uang zakat fitrah ini?

Inilah potensi yang dimiliki oleh umat Islam. Orang yang tidak suka dengan Islam, tentu akan mencari cara agar tidak terjadi persatuan di kalangan umat Islam. Dibuatlah umat Islam terpecah belah. Diadulah satu ormas Islam dengan ormas Islam yang lainnya. Ditebarkanlah isu-isu sensitif, hingga membuat umat Islam terpancing dan saling menjatuhkan satu sama lain.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Jika semangat zakat ini kita kuatkan, maka tidak ada lagi kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Kehidupan mereka yang papa, terbantu dengan adanya zakat kita.

Andai pembelian beras untuk zakat fitrah ini berputar hanya kepada unit usahanya orang Islam, tentu roda ekonomi umat Islam akan bergerak. Jika roda ekonomi umat Islam bergerak, potensi zakat, infak dan sedekahnya, otomatis mengalami peningkatan.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Allah tegas dalam hal perintah berzakat ini. Tapi, di balik ketegasan-Nya, tentu tersimpan hikmah dan manfaat yang demikian besar. Baik manfaat untuk pemberi, manfaat untuk penerima, manfaat bagi harta benda yang dikeluarkan zakatnya, hingga manfaat bagi masyarakat.

Zakat merupakan wujud iman kepada Allah. Orang yang telah berzakat, adalah orang yang telah mensyukuri nikmat. Zakat menumbuhkan rasa kepedulian kepada sesama dalam dirinya. Zakat menyadarkan bahwa di dalam harta yang ia dapatkan, ada hak orang lain yang membutuhkan. Zakat memberikan pengertian, orang yang telah berpunya, tidak boleh semena-mena.

Kepada para mustaqik, atau orang yang menerima zakat, tidak perlu berkecil hati. Zakat hadir sebagai penguat. Zakat datang sebagai penolong. Membantu dan membina para penerima, menuju kehidupan yang lebih baik. Hingga hilang sifat iri kepada yang kaya. Dengki kepada yang berpunya. Yang justru dapat menggerogoti pahala hasil amal ibadah, di akhirat nanti.

Semoga Allah menguatkan jalinan ukhuwah ini. Membuka hati mereka yang mampu, hingga mau menzakati hartanya. Menguatkan iman mereka yang menerima, hingga bertambah rasa syukur dalam dirinya. Dan semoga Allah meridhoi upaya kita semua.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.  أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرْ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

الْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)

فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا, رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


[1] Naskah ini dibaca pada saat khutbah Sholat Idul Fitri tanggal 1 Syawal 1443 H/2022 M di Mushola Al Barokah (Mushola ALBA) Sirnoboyo.

Tinggalkan komentar