Potensi Zakat

ALBA News | Kamis, 11 Mei 2021. Berikut ini naskah khutbah Jumat untuk bulan November 2021. Sekiranya ada yang berlebih, dikurang. Ada yang kurang boleh di tambah. Semoga bermanfaat:

Unduh naskah versi pdf pada tautan ini:


Potensi Zakat [1]

اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرْ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Jamaah Sholat Ied Rohimakumullah

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah, dengan mencermati semua perbuatan yang akan kita lakukan. Sekiranya itu perintah Allah, maka laksanakan. Jika itu larangan Allah, maka batalkan. Dengan bertakwa, insyallah kita akan menjadi manusia yang bahagia. Dunia maupun di akhirat.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Ma’asyiral muslimin rohimakumullah

Di pagi hari ini, dengan penuh semangat, kita mendatangi Mushola Al Barokah. Lalu berkumpul, menata shof, dan meluruskan barisan. Bahkan, sebagian para jamaah, rela tidak mendapatkan tempat yang layak. Ikhlas untuk duduk di atas tikar di halaman Mushola. Demi menjalankan sholat Ied secara bersama-sama.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Semalam suntuk, gema takbir menggema. Mengagungkan nama Allah yang tiada dua. Menderaskan tangis mereka yang sedang di perantauan, yang hari ini, terpaksa tidak bisa pulang lagi. Mengulang suasana lebaran tahun lalu di tanah rantau. Hingga tidak bisa sungkem langsung kepada keluarga. Di kampung halaman.

Demikian pula kita yang telah menjadi orang tua, yang memiliki anak dan cucu di perantauan, hari ini tentu merasakan rindu. Rencana ingin bincang-bincang lama, kembali tertunda. Rencana ingin menggendong cucu, waktunya menjadi tidak tentu.

Di hari yang fitri ini, mari kita kubur rindu itu. Kita ikhlaskan. Kita kembalikan kepemilikannya kepada Allah Swt. Bahwa anak dan cucu, hanyalah titipan-Nya kepada kita.

Kita doakan mereka. Agar anak cucu kita, keluarga kita, yang hari ini sedang di tanah rantau, senantiasa mendapat perlindungan Allah. Dikuatkan imannya. Dilembutkan hatinya. Disehatkan raganya.

Uang yang biasanya digunakan untuk mudik, biarlah digunakan oleh mereka, untuk menunjang hidupnya, di tengah situasi yang seperti ini. Energi yang mereka habiskan di perjalananan, biar bisa dialihkan untuk berlebaran bersama keluarga kecil dan kerabatnya di sana.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

 Jamaah Sholat Ied rohimakumullah. Pada kesempatan ini, kami akan menyampaikan sebuah topik yang berkenaan dengan zakat.

Sebagaimana kita telah ketahui, zakat menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari agama Islam. Zakat menjadi salah satu pilar keislaman kita. Allah mewajibkan kepada setiap muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menunaikan zakat atas hartanya. Menunaikan fitrah saat Ramadhan tiba. Lalu diberikan kepada mereka yang berhak menerima.

Allah Swt berfirman dalam Surat At Taubah ayat 60.

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Kata zakat diulang sebanyak 32 kali di dalam Al Quran. Ini menjadikan penguat bahwa zakat menjadi hal yang diwajibkan. Salah satunya, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 43. Allah Swt. berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’”

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Kepada mereka yang enggan menunaikan zakat padahal ada kemampuan dalam dirinya, Allah memberikan ancaman.  Harta benda yang ditumpuk tanpa dikeluarkan zakatnya akan menjadi adzab bagi pemiliknya. Allah Swt berfirman dalam Surat At Taubah ayat 34-35:

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ.يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’.”

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Tahun ini muzakki atau orang yang menunaikan zakat fitrah melalui panitia zakat di Mushola Al Barokah dengan beras 2,8 kg, berjumlah 183 orang. Dari jumlah tersebut, terkumpul beras sejumlah 512,4 kg.

Jika beras tersebut diuangkan, dengan asumsi harga satu kilogram adalah Rp10.000,-, maka perputaran uang zakat fitrah ini berjumlah Rp5.124.000,-.

Katakanlah jika di Desa Sirnoboyo ini, ada 10 Masjid/Mushola, maka uang yang berputar untuk zakat fitrah ini sudah mencapai Rp51.240.000,-.

Jika ada lima desa saja, seperti Desa Sirnoboyo (Misalnya, Arjowinangun, Menadi, Kayen, Kembang, Tanjungsari), perputaran untuk zakat fitrah sudah mencapai kisaran Rp.256.200.000,-.

Lima desa saja, akumulasi jumlahnya bisa sebanyak ini. Bagaimana jika seluruh Masjid/Mushola di Kecamatan Pacitan. Seluruh Masjid/Mushola di Kabupaten Pacitan. Seluruh Masjid/Mushola di Jawa Timur. Seluruh Masjid/Mushola di Indonesia. Padahal yang kita hitung kasar ini baru zakat fitrah, belum zakat-zakat lainnya.

Inilah potensi yang dimiliki oleh umat Islam. Jika zakat ini kita kuatkan, maka tidak ada lagi kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Kehidupan mereka yang papa, terbantu dengan adanya zakat kita.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Allah tegas dalam hal perintah berzakat ini. Tapi, dibalik ketegasan-Nya, tentu tersimpan hikmah dan manfaat yang demikian besar. Baik manfaat untuk pemberi, manfaat untuk penerima, manfaat bagi harta benda yang dikeluarkan zakatnya, hingga manfaat bagi masyarakat.

Zakat merupakan wujud iman kepada Allah. Orang yang telah berzakat, adalah orang yang telah mensyukuri nikmat. Telah tumbuh rasa kepedulian kepada sesama dalam dirinya.

Kepada para mustaqik, atau orang yang menerima zakat, tidak perlu berkecil hati. Zakat hadir sebagai penguat. Menolong, membantu dan membina para penerima, menuju kehidupan yang lebih baik. Hingga hilang sifat iri kepada yang kaya. Dengki kepada yang mampu. Yang justru dapat menggerogoti amal ibadah. Di akhirat nanti.

Allah Akbar (3x) Walillahilham

Zakat merupakan bentuk ibadah yang berdimensi kemanusiaan, sosial dan ekonomi. Zakat mampu meminimalisir perbedaan jarak antara yang kaya dan miskin. Rasulullah dan para kholifaur rasyidin telah membuktikan. Bahwa zakat mampu membangun umat. Mengatasi kemiskinan. Membangun siklus ekonomi yang kuat. Di masyarakat.

Rasulullah membentuk amil zakat, bahkan hingga tingkat daerah. Tugasnya adalah untuk mencari, memberikan edukasi, menghimpun, dan mengelola dana zakat. Agar bisa dikelola dan memberi manfaat bagi para mereka yang berhak menerima, secara adil dan merata.

Pengelolaan zakat pada masa Khalifah Abu Bakar, lebih menekankan kepada penegasan membayar zakat. Ini terjadi karena pasca wafatnya Rasulullah Saw, banyak yang enggan membayar zakat. Bahkan ada diantara mereka yang murtad.

Abu Bakar lalu memerangi mereka. Karena jika tidak diperangi, akan merusak kondisi ekonomi umat. Saat kondisi ekonomi rusak, sistem umat akan ikut rusak. Tentu hal ini akan berimbas kepada syiar dakwah dan kualitas umat.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, zakat lebih dikelola secara rapi. Ada pencatatan administrasi. Ada pelembagaan Baitul Mal. Demikian juga yang dilakukan oleh khalifah Usman bin Affan dan Ali bin Abu Tholib. Zakat benar-benar diperhatikan. Selain disalurkan langsung kepada mustahiq, dana zakat juga dikelola untuk mendukung pemberdayaan umat, pengelolaan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

Semoga Allah menguatkan jalinan ukhuwah ini. Membuka hati mereka yang mampu, hingga mau menzakati hartanya. Dan semoga Allah menguatkan mereka yang kurang mampu, hingga tidak ada rasa iri dan dengki terhadap keberhasilan orang lain.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.  أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرْ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ,  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

الْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)

فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا, رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين. اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فَلِسْطِينَ. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ. اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ . اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين. بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


[1] Naskah ini dibaca pada saat khutbah Sholat Idul Fitri tanggal 1 Syawal 1442 H/2021 M di Mushola Al Barokah Sirnoboyo.

Tinggalkan komentar