PAUD PARENTING POSDAYA: Bersama Orang Tua, Memahami dan Membentuk Karakter Anak

Persoalan karakter, akhir-akhir ini menjadi persoalan yang krusial di perbincangkan. Bagaimana tidak, hampir setiap hari suguhan dari media televisi tanpa sensor yang berarti muncul tak henti. Situasi sosial, kulturan masyarakat, akhir-akhir ini memang semakin mengkhawatirkan. Hancurnya nilai moral, merebaknya tawuran pelajar, kasus korupsi yang semakin menjadi, terkikisnya rasa solidaritas masyarakat dan sebagainya. Rupanya usaha perbaikan di bidang pendidikan dirasa tidak cukup hanya dengan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan saja, melainkan membutuhkan sentuhan-sentuhan perencanaan kurikulum yang sangat matang yang sesuai dengan kondisi kekinian.

Sudah menjadi kewajaran, ketika anak bermasalah, dan terlibat pada tawuran, maka yang disalahkan pertama adalah sekolah. Yang di hujat beramai-ramai adalah guru dan kepala sekolahnya. Padahal persoalan tersebut tidak sesederhana demikian. Secara hitungan matematispun, nampak bahwa waktu yang dihabiskan untuk sekolah tidak lebih setengah dari keseluruhan waktu dalam sehari. Praktis hanya 7 jam anak-anak SMA berada di sekolah, dan 17 jam selebihnya berada pada pengawasan keluarga. Anak SD dan SMP rata-rata hanya 6 jam di sekolah, dan 18 jam selebihnya di rumah. Anak TK dan PAUD, bahkan hanya 2-3 jam di sekolah, selebihnya bersama orang tua. Jadi tidak beralasan jika persoalan karakter dibebankan pada sekolah. Percumah jika di sekolah diajarkan karakter, namun ketika sampai di rumah, orang tua tidak berusaha mengulang kembali apa yang telah diajarkan di sekolah.

Selengkapnya, baca di sini, PAUD PARENTING

Tinggalkan komentar